Kayaknya baru kemarin menikmati tayangan tv minggu pagi mulai dari Detektif Conan, Dragon Ball, Chibi Maroko-chan, dan Sailor Moon dan tiba-tiba sekarang berusia seperempat abad. Time flies so fast yak heuheu.
Dulu ketika masih berseragam merah putih seolah olah problematika hidup hanya sebatas PR, persaingan peringkat, dan juga dibumbui dengan cinta monyet. Namun semakin dewasa masalah pun juga semakin kompleks. Dimulai dengan kelulusan bangku SMA, kita sudah harus memikirkan kemana tujuan selanjutnya, ke jenjang perkuliahan atau bekerja dahulu. Bagi mereka yang memilih melanjutkan kuliah, jauh-jauh hari harus sudah mempersiapkan dengan matang kampus mana yang akan dituju mengingat sulitnya ujian seleksi yang akan dihadapi karna banyaknya pesaing dari segala penjuru apalagi yang ingin masuk ke universitas negeri. Jika tidak lolos, bagi yang kantongnya tebal bisa langsung memilih ke kampus swasta bergengsi dan yang berkantong tipis hanya bisa sekolah di kampus swasta kecil. Sebenarnya ini bukan suatu jaminan kesuksesan seseorang, ntah sekolah di unggulan atau reguler kalau tidak ada jiwa semangat belajarnya suatu saat akan sia-sia, semua tergantung bagaimana kita berproses di dalamnya. Nah kebanyakan dari siswa yang tidak lolos ujian seleksi auto down karena mereka sudah terlanjur melambungkan harapan yang tinggi selama bertahun-tahun dan segala rencana yang sudah disusun baik dengan teman, sahabat dan doi mungkin untuk bisa melanjutkan ke kampus idamannya yang kemudian pupus begitu saja, kemudian yang paling berat adalah banyaknya pertanyaan dari pihak keluarga, teman dan tetangga yang membuat muak. Seolah-olah masa depan akan hancur kalau kita tidak lolos ujian, padahal jalan kesuksesan bukan cuma itu saja dan bagi yang lolos ujian seperti dapat golden tiket, sangat mulus sekali hidupnya seperti jalan tol.