MADHEP, KAREP, MANTEB

by - Juni 19, 2022



Semakin hari, zaman terus berkembang karena memang kehidupan ini bersifat evolutif dimana segala sesuatu yang ada di bumi ini akan terus mengalami perubahan. Dan pada hakikatnya kita manusia berperan sebagai subjek juga sekaligus objek yang mau tidak mau akan selalu dihadapkan dengan segala realitas yang menyertainya. Maka diperlukan ilmu agar tidak tersesat di dalam perkembangan zaman tersebut.

Sementara itu ntah sejak kapan saya mulai jatuh cinta dengan ilmu filsafat khususnya filsafat jawa, saya mulai khusyuk mempelajari segala istilah yang secara kebetulan saya temui yang kemudian sedikit demi sedikit belajar menerapkanya. Dengan berpedoman ilmu tentang filsafat yang masih dangkal ini setidaknya sedikit banyak dapat merubah hidup saya. Banyak konsep-konsep  yang menurut saya masih sangat relevan dengan kehidupan saat ini atau bahkan bisa dijadikan pegangan untuk menjawab tantangan di masa depan. Falsafah-falsafah inilah yang kemudian mengantarkan saya menuju hidup yang bertujuan serta lebih bisa memaknai hidup sebagaimana mestinya.

Hidup bukan hanya sekedar bernapas, makan, minum dan bercumbu di ranjang. Saya sadar bahwa setiap manusia harus memiliki visi dan misi atau tujuan hidup yang jelas dalam menjalani kehidupannya sehingga kita hidup bukan sekedar hidup namun memiliki kebermaknaan, sebab sebaik-baiknya manusia adalah dia yang dapat bermakna bagi orang lain namun  jika belum dapat di tahap tersebut setidaknya dapat bermakna untuk dirinya sendiri. Sehingga tidak seperti layangan putus yang terombang-ambing oleh angin, tidak pula seperti daun yang hanyut dalam arus sungai yang ntah akan membawanya kemana. Dengan adanya tujuan hidup, manusia dapat mengekspresikan identitas dirinya sehingga manusia akan terus eksis dan tidak lebur tergerus waktu.

Madhep, karep, manteb, tiga kata kunci itu saya jadikan rumus dalam menjalani kehidupan yang serba absurd ini. Ketika dihadapkan dengan keruwetan hidup saya bisa bersikap sareh atau tenang. Tenang disini bukan berarti santai dan pasrah membiarkan semua mengalir begitu saja namun jika dibenturkan dengan kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang kita kehendaki dapat menyadari bahwa semua itu memang hal yang lumrah. Sebab hidup selalu memiliki siklus, sebentar senang sebentar sedih, semua hanyalah sementara. Satu-satunya kepastian adalah kematian, inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.

Madhep artinya menghadap, jika kita ingin pergi ke suatu tempat maka kita harus tahu terlebih dahulu alamat yang akan dituju sehingga dapat menentukan jalan mana yang akan kita lewati. Begitupun di kehidupan ini,  kita harus tahu kemana arah tujuannya. Fokus berjalan ke depan namun tidak melupakan hal-hal di masa lalu. Belajar dari kesalahan yang dulu sehingga setiap akan melangkah lebih mawas diri,

Karep, bisa diartikan sebagai niat. Sudah tahu jalannya namun tidak ada niat untuk melangkah, kapan akan sampai ke tujuan? Hidup akan stuck atau mandeg di tempat. Kebanyakan orang enggan untuk melanjutkan perjalanan karena terlalu takut dengan segala kemungkinan yang mereka ciptakan sendiri di kepalanya. Padahal mencoba saja belum, namun sudah terkalahkan oleh bayangannya sendiri.

Manteb yaitu memantabkan atau meyakinkan diri. Seseorang yang sudah memiliki niat yang bulat maka ia tidak akan segan untuk melanjutkan perjalanannya. Kepercayaan diri harus terus dibangun untuk mendorong keinginan yang sudah dibentuk tadi. Ketika kita sudah yakin dengan segala keputusan yang telah dibuat maka peluang untuk mencapai keberhasilan pun sangat banyak sehingga segala bentuk konsekuensi bukanlah sebuah penghalang. Tabik !.


 

 

 

 

 

 

You May Also Like

0 comments

Bagaimana pendapatmu ?